MAGELANG, – Universitas Tidar (UNTIDAR) melalui Program Studi Magister Administrasi Publik (MAP) membuat gebrakan dalam metode pembelajarannya. Tak lagi hanya berkutat di ruang kelas, kini mahasiswa pascasarjana akan diterjunkan langsung ke “dapur” pemerintahan dan organisasi publik melalui program inovatif bernama Living Lab.
Program ini merupakan hasil kerja sama antara Prodi MAP UNTIDAR dengan Pemerintah Daerah dan sejumlah organisasi non-pemerintah. Organisasi mitra sepakat untuk membuka pintu mereka lebar-lebar, menjadikan kantor dan operasional harian mereka sebagai “laboratorium hidup” tempat mahasiswa belajar, meneliti, dan menganalisis secara langsung.
Ketua Prodi MAP UNTIDAR, Dr. Arif Budy, menjelaskan bahwa tujuan utamanya adalah menghilangkan kesenjangan antara teori yang dipelajari di bangku kuliah dengan praktik yang terjadi di dunia nyata.
“Seringkali ada gap antara idealisme teori dengan kompleksitas implementasi di lapangan. Melalui living lab ini, mahasiswa kami akan belajar langsung dari sumbernya. Mereka bisa melihat bagaimana sebuah kebijakan dirumuskan, tantangan apa yang muncul saat dieksekusi, hingga bagaimana dampaknya bagi masyarakat,” katanya saat diwawancarai pada hari [Hari, Tanggal].
Dalam skema ini, mahasiswa dapat memilih lokus studi kasus sesuai minat mereka. Misalnya, mahasiswa yang tertarik dengan inovasi pelayanan publik bisa melakukan studi mendalam di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Sementara itu, yang berminat pada isu sosial dapat berkolaborasi dengan LSM mitra.
Salah seorang perwakilan dari organisasi mitra menyatakan antusiasmenya. “Kehadiran mahasiswa dengan ide-ide segar mereka sangat kami butuhkan. Ini bukan sekadar tempat magang, tapi kami berharap mereka bisa menjadi mitra kritis untuk membantu kami berbenah.”
Dengan adanya program ini, lulusan MAP UNTIDAR diharapkan menjadi calon-calon pemimpin sektor publik yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap kerja dan kaya akan pengalaman praktis.
